Tipe-Tipe Keputusan Pembelian dalam Perilaku Konsumen

Tipe-Tipe Keputusan Pembelian dalam Perilaku Konsumen
Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian, pembelian, penggunaan beragam produk, dan merk pada setiap periode tertentu. Berbagai macam aktivitas kehidupan seringkali harus dilakukan oleh setiap konsumen pada setiap hari. Konsumen melakukan keputusan setiap hari atau setiap periode tanpa menyadari bahwa mereka telah mengambil keputusan. Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda tergantung pada jenis keputusan pembelian. Assael (2001:25) membedakan empat tipe keputusan pembelian dalam perilaku konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek-merek, yaitu:

1. Keputusan Pembelian Yang Rumit (Complex Decision Making)

Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari proses tiga langkah. Pertama, pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. Kedua, pembeli membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, pembeli membuat pilihan pembelian yang cermat. Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit bila mereka sangat terlibat dalam pembelian dan sadar akan adanya perbedaan-perbedaan besar di antara merek. Perilaku pembelian yang rumit itu sering terjadi bila produknya mahal, jarang dibeli, berisiko dan sangat mengekspresikan diri.

Konsumen pada tipe ini, urutan hirarki pengaruhnya adalah: kepercayaan, evaluasi, dan perilaku.

Konsumen yang melakukan pembeliannya dengan pembuatan keputusan (timbul kebutuhan, mencari informasi dan mengevaluasi merek serta memutuskan pembelian), dan dalam pembeliannya memerlukan keterlibatan tinggi. Dua interaksi ini menghasilkan tipe perilaku pembelian yang kompleks (Complex Decision Making). Para konsumen makin terlibat dalam kegiatan membeli bila produk yang akan dibeli itu mahal, jarang dibeli, beresiko, dan amat berkesan. Biasanya konsumen tidak hanya mengetahui tentang penggolongan produk dan tidak banyak belajar tentang produk.

2. Perilaku Pembelian Pengurang Ketidaknyamanan (Brand Loyalty)

Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam sebuah pembelian namun melihat sedikit perbedaan di antara berbagai merek. Keterlibatan yang tinggi didasari oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan dan berisiko. Dalam kasus ini, pembeli akan berkeliling untuk mempelajari apa yang tersedia namun akan membeli dengan cukup cepat, barangkali pembeli sangat peka terhadap harga atau terhadap kenyamanan berbelanja.

Pada tipe keputusan pembelian konsumen yang kedua ini, urutan hirarki pengaruhnya adalah: perilaku.

Perilaku konsumen tipe ini adalah melakukan pembelian terhadap satu merek tertentu secara berulang-ulang dan konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi dalam proses pembeliannya. Perilaku pembelian seperti ini menghasilkan tipe perilaku konsumen yang loyal terhadap merek (Brand Loyalty). Sebagai contoh, seseorang yang berbelanja untuk membeli permadani (Karpet). Pembelian permadani merupakan suatu keputusan keterlibatan karena harganya mahal dan berkaitan dengan identifikasi diri, namun pembeli kemungkinan besar berpendapat bahwa permadani dengan harga yang hampir sama, memiliki kualitas yang sama

3. Perilaku Pembelian Yang mencari Variasi (Limited Decision Making)

Banyak produk dibeli dengan kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan merek yang signifikan. Mereka pergi ke toko dan mengambil merek tertentu. Jika mereka tetap mengambil merek yang sama, hal itu karena kebiasaan, bukan karena kesetiaan terhadap merek yang kuat. Terdapat bukti yang cukup bahwa konsumen memiliki keterlibatan yang rendah dalam pembelian sebagian besar produk yang murah dan sering dibeli.

Konsumen pada tipe ini, hirarki pengaruhnya adalah kepercayaan, perilaku dan evaluasi. Tipe ini adalah perilaku konsumen yang melakukan pembeliannya dengan pembuatan keputusan, dan pada proses pembeliannya konsumen merasa kurang terlibat. Perilaku pembelian seperti ini menghasilkan tipe perilaku konsumen limited decision making. Konsumen dalam tipe ini akan mencari suatu toko yang menawarkan produk berharga murah, jumlahnya banyak, kupon, contoh Cuma cuma, dan mengiklankan ciri-ciri suatu produk sebagai dasar atau alasan bagi konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru.

4. Perilaku Pembelian Karena Kebiasaan (Inertia)

Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah namun perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering melakukan peralihan merek. Konsumen pada tipe ini, urutan hirarki pengaruhnya adalah: kepercayaan kemudian perilaku.

Pada tipe keputusan pembelian yang keempat ini, konsumen tidak melakukan evaluasi sehingga dalam melakukan pembelian suatu merek produk hanya berdasarkan kebiasaan dan pada saat pembelian konsumen ini kurang terlibat. Perilaku seperti ini menghasilkan perilaku konsumen tipe inertia. Sebagai contoh, pembelian garam. Para konsumen sedikit sekali terlibat dalam membeli jenis produk tersebut. Mereka pergi ke toko dan langsung memilih satu merek. Bila mereka mengambil merek yang sama, katakanlah, garam Morton, hal ini karena kebiasaan, bukan karena loyalitas merek. Tetapi cukup bukti bahwa para konsumen tidak terlibat dalam pembuatan keputusan yang mendalam bila membeli sesuatu yang harganya murah, atau produk yang sudah sering mereka beli.

Pengertian E-Marketing, Fungsi, Manfaat dan Keterbatasannya

Pengertian E-Marketing, Fungsi, Manfaat dan Keterbatasannya
Sebelum lebih jauh memahami pengertian e-marketing – sekadar pengantar uraian, patut dicermati bahwa dalam dunia perdagangan baik jasa maupun produk saat ini saling berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dan terdepan dalam melayani keinginan pelanggannya. Oleh karena itu, sebuah perusahaan harus memiliki strategi bisnis yang tepat supaya tetap mendapatkan kepercayaan dari para konsumen serta dapat bersaing dengan para kompetitor.Teknologi informasi memberikan peranan yang besar dalam aspek pengelolaan bisnis. Salah satu teknologi informasi yang sampai saat ini banyak di gunakan oleh masyarakat dunia adalah internet.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat pada saat dewasa ini menyebabkan mulai munculnya berbagai aplikasi bisnis yang berbasis internet. Pengaruh perkembangan teknologi tersebut menyebabkan dunia perdagangan dituntut untuk menawarkan sebuah konsep perd agangan baru melalui jaringan internet yang disebut dengan e-marketing . Dimana dengan konsep baru ini pemasaran dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat dan para pedagang dapat menjangkau daerah pemasaran hingga keseluruh dunia.

Pengertian E-Marketing Menurut Para Ahli

Menurut Chen-Ling, & Lie, dalam juranal Journal of American Academy of Business (2006, hal. 96), e-marketing adalah Proses memasarkan produk dan layanan kepada pelanggan dengan menggunakan media web. Promosi, Iklan, Transaksi dan pembayaran dapat dilakukan melalui halaman web. Pengguna internet marketing dapat dengan mudah mengakses informasi dimana saja dengan komputer yang terhubung ke internet.

Menurut El-Gohary (2010, hal. 216), Pemasaran Elektronik (E-Marketing) dapat dipandang sebagai sebuah filosofi baru dan praktek bisnis moderen yang terlibat dengan pemasaran barang, jasa, informasi dan ide melalui internet dan elektronik lainnya.

E-Marketing adalah sebuah proses untuk membangun dan memelihara hubungan dengan pelanggan melalui kegiatan secara online sebagai sarana untuk pertukaran pendapat, produk, dan jasa sehinga dapat mencapai tujuan bersama kedua kelompok (Mohammed, dkk, 2003, hal. 45).

E-marketing adalah aplikasi dari internet dan teknologi digital lain yang berhubungan untuk mencapai tujuan-tujuan marketing. (Chaffey, dkk, 2000, hal. 57)

Selain istilah e-marketing, di lapangan sering digunakan pula istilah e-business dan e-commerce. Kedua istilah ini perlu dipahami agar dapat dipilah-pilah sesuai dengan maknanya dan tidak tumpang tindih dengan definisi e-marketing. Karena itu, untuk mengetahui perbedaannya, berikut kami sajikan secara ringkas bagaimana memahaminya:
  • E-business menggambarkan penggunaan platform dan alat elektronik untuk menjalankan bisnis perusahaan. Misalnya dengan membangun Website, intranet, ekstranet, dan sebagainya. (Kotler, 2004, hal. 74).
  • E-commerce lebih spesifik dibanding e-business, sebab e-commerce hanya menyangkut fasilitas untuk melakukan transaksi secara online . Sebuah Website perusahaan pasti merupakan bagian dari e-business tetapi belum tentu menyediakan fasilitas e-commerce. (Kotler, 2004, hal. 74)
  • Sedangkan e-marketing menggambarkan usaha-usaha perusahaan untuk menginformasikan, berkomunikasi, mempromosikan, dan menjual produk dan jasanya lewat internet. Dengan kata lain, e-commerce merupakan bagian dari e-marketing dimana e-marketing sendiri merupakan bagian dari e-business. (Kotler, 2004, hal. 74)
Dalam memahami pengertian e-marketing, ada tujuh fungsi yang harus dipenuhi dalam e-marketing yaitu:

1. Personalization

Konsep personalisasi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang terdapat dalam kebutuhan pengenalan dan identifikasi customer tertentu untuk membangun hubungan. Hal ini sangat penting untuk dapat mengidentifikasi customer perusahaan pada level individual dan mengumpulkan semua informasi yang memungkinkan tentang mereka, dengan tujuan untuk mengetahui pasar perusahaan dan agar mampu untuk mengembangkan produk dan jasa yang dicustomize.

2. Privacy

Privasi sebagai fungsi e-marketing yang kedua merupakan elemen dari bauran pemasaran yang sangat berhubungan personalisasi. Ketika perusahaan mengumpulkan dan menyimpan informasi tentang customer potensialnya, masala h yang muncul yaitu bagaimana dan oleh siapa informasi tersebut digunakan. Tugas utama yang harus dilakukan ketika mengimplementasikan strategi internet marketing yaitu menciptakan dan mengembangkan kebijakan diatas prosedur pengaksesan untuk pengumpulan informasi.

3. Customer Service

Customer service merupakan salah satu kebutuhan dan aktivitas yang dibutuhkan untuk mendukung fungsi yang dibutuhkan dalam situasi transaksional.

4. Community

Komunitas merupakan sekelompok entitas yang berinteraksi untuk tujuan yang sama. Customer atau klien bisnis dapat menjadi bagian dari komunitas dimana mereka berinteraksi, oleh karena itu pengembangan komunitas merupakan tugas yang dilakukan oleh semua bisnis.

5. Site

Kita harus setuju bahwa interaksi internet marketing terjadi pada media digital yaitu internet. Baik interaks i maupun relasi juga membutuhkan tempat yang sesuai, yang tersedia kapan saja da n dimana saja, yaitu lokasi digital untuk interaksi digital. Lokasi ini dapat disebut “site ”.

6. Security

Fungsi keamanan merupakan fungsi yang penting ketika transaksi dimulai dan dilakukan melalui chanel internet. Ada dua masalah keamanan yakni (1) Keamanan selama transaksi dilakukan pada website perusahaan dan (2) Keamanan dari pengumpulan dan penyimpanan data tentang customer dan pengunjung.

7. Sales promotion

Promosi penjualan digunakan secara luas dalam pemasaran tradisional. Fungsi ini memperhitungkan kemampuan para marketers untuk berpikir kreatif, dimana banyak pekerjaan da n inspirasi yang dibutuhkan untuk menemukan kemungkinan baru dalam mengembangkan rencana promosi yang efisien. Untuk itu, para marketers menggunakan teknologi internet terbaru untuk pemasaran penjualan mereka.

Manfaat dan Keterbatasan E-Marketing

Penerapan e-marketing dalam perusahaan dapat memberikan manfaat baik bagi perusahaan maupun bagi pelanggan. Manfaat yang diperoleh dari penerapan e-marketing bagi perusahaan yaitu :
  • Pemasaran online dalam hal ini e-marketing merupakan suatu alat yang bagus untuk membangun hubungan dengan konsumen. Perusahaan dapat berinterkasi dengan konsumen untuk mempelajari tentang kebutuhan dan keinginan konsumen yang lebih spesifik dan untuk membangun database konsumen.
  • E-Marketing mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi. Online seller dapat menghindari biaya-biaya untuk mempertahankan tokonya dan biaya dari penyewaan, asuransi, dan peralatan lainnya.
  • E-marketing juga menawarkan fleksibilitas yang besar yang memungkinkan seller untuk membuat penyesuaian terhadap penawaran dan program-programnya.
  • Internet merupakan suatu medium global yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk mengklik dari satu temp at ke tempat lainnya dalam hitungan detik.
Sementara manfaat e-marketing bagi pelanggan adalah:
  • Convenient - Artinya konsumen tidak harus terjebak kemacetan, menemukan tempat parkir, dan berjalan melalui toko-toko yang tidak terhitung jumlahnya untuk menemukan produk. Konsumen dapat membandingkan merk, mengecek harga dan memesan barang 24 jam sehari dari lokasi manapun.
  • Easy and private - Konsumen menghadapi lebih sedikit perselisihan dalam membeli barang dan tidak perlu untuk menghadapi penjual at au membuka diri mereka terhadap bujukan dan hubungan emosional.
  • Information - Layanan online dan internet memberikan konsumen akses terhadap perbandingan informasi yang berlimpah, informasi mengenai perusahaan dan produk.
  • Interactive and immediate - Konsumen dapat berinteraksi deng an situs penjual untuk menemukan informasi yang tepat mengenai produk atau layanan yang mereka inginkan, lalu memesan atau men- download-nya secara langsung.
Selain manfaat dari penerapan e-marketing diatas, e-marketing itu sendiri memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan dari e-marketing yaitu:
  • Kesulitan yang dikarenakan koneksi jaringan yang masih lambat
  • Jika perusahaan membangun webpages yang berukuran besar dan sulit untuk dipahami (rancangan layarnya), maka internet user menjadi sulit untuk mendownload informasi.
  • Pembeli tidak dapat menyentuh, mencium, merasakan, atau mencoba secara langsung produk yang ditawarkan oleh perusahaan secara online.
  • Keterbatasan pengembangan dan ancaman keamanan dari metode pembayaran elektronik, seperti e-checks, credit cards, dan lain-lain.
Demikian uraian berkaitan dengan pengertian e-marketing. Ditambah dengan sejumlah fungsi, manfaat dan keterbatasan e-marketing. Semoga dapat menambah pengetahuan para pembaca khususnya yang mendalami online marketing atau pemasaran online.

Peranan, Keunggulan & Kelemahan Beriklan di Televisi

Peranan, Keunggulan & Kelemahan BerIklan di Televisi
Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Sedangkan periklanan (advertising) adalah segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi nonpribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa (Kotler & Amstrong, 2002:153). Keunggulan dan kelemahan iklan televisi menjadi bahasan yang akan diuraikan pada artikel ini setelah menggambarkan peranan iklan televisi itu sendiri.
 
Kehadiran iklan dalam paket acara televisi bukanlah hal yang baru. Diakui bahwa media televisi telah menjadi media yang lebih baik dalam mendemonstrasikan produk dibandingkan media cetak, media luar ruang, dan media lini bawah. Televisi mampu mengkomunikasikan suara, warna, dan gerakan sehingga bisa memperlihatkan manfaat produk lebih realistis jika dikomparasikan dengan media lain.
Setidaknya, terdapat dua kepentingan mengapa iklan masuk dalam acara televisi yakni: kehadiran iklan televisi turut mendukung atau membantu pemasukan dana bagi kelancaran serta kelangsungan materi acara, baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitasnya dan media televisi merupakan alat informasi tentang suatu barang produksi untuk diketahui oleh pemirsa atau masyarakat (Kuswandi, 1996).
 
Peranan Iklan Televisi
 
Merujuk pada pendapat yang dikemukakan Kuswandi (1996), secara terperinci peranan atau tujuan periklanan di televisi adalah sebagai berikut :
  1. Menimbulkan minat sasaran.
  2. Mencapai konsumen atau sasaran yang lebih banyak.
  3. Membantu mengatasi hambatan bahasa.
  4. Merangsang sasaran untuk mau melaksanakan atau membeli barang (produk) yang diiklankan.
  5. Mendorong keinginan sasaran untuk mengerti dan memakai alat yang diiklankan.
  6. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh didalam menerima sesuatu yang baru (inovasi), manusia mempunyai kecendrungan lupa, untuk mengatasinya televisi akan membantu untuk mengingatkan kembali si sasaran.
  7. Untuk menarik perhatian, membujuk, merayu sasaran secara berulang-ulang supaya melakukan sesuai dengan yang diinginkan oleh produsen.
  8. Untuk mempercepat dan memperbanyak hasil penjualan yang diproduksi.
  9. Memberi alternatif bagi pemirsa untuk mengetahui dan mengenal barang produksi yang ada di pasaran.
Keunggulan Iklan Televisi
 
Menurut Jefkins (1996), Ada lima keunggulan iklan televisi yang dapat diuraikan sebagai berikut :
 
a. Kesan realistik
 
Karena sifatnya yang visual dan merupakan kombinasi warna-warna suara dan gerakan, maka iklan-iklan televisi tampak begitu hidup dan nyata. Dengan kelebihan ini, para pengiklan dapat menunjukan dan memamerkan kelebihan dan keunggulan produknya secara detail.
 
b. Masyarakat lebih tanggap
 
Karena iklan televisi disiarkan di rumah-rumah dalam suasana yang serba santai atau reaktif, maka masyarakat lebih siap memberikan perhatian (dibanding dengan iklan poster yang dipasang di tengah jalan, masyarakat yang sibuk memikirkan sesuatu, menuju suatu tempat atau tengah bergegas kekantor tentunya tidak sempat memperhatikannya. Perhatian terhadap iklan televisi akan semakin besar, jika materinya dibuat dengan standar teknis yang tinggi dan atau menggunakan tokoh-tokoh ternama (seperti aktor atau aktris) sebagai pemerannya.
 
c. Repetisi (pengulangan)
 
Iklan televisi bisa ditayangkan sampai beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah masyrakat untuk menyaksikannya, dan dalam frekuensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu bangkit.
 
d. Adanya pemilihan acara siaran (zooming) dan jaringan kerja (net working) yang mengefektifan penjangkauan masyarakat.
 
Seseorang pengiklan dapat menggunakan satu atau kombinasi banyak stasiun televisi sekaligus untuk memuat iklannya, bahkan pengiklan bisa saja membuat jaringan kerja dengansemua stasiun televisi swasta, sehingga iklannya akan ditayangkan oleh semua stasiun televisi secara serentak.
 
e. Terkait erat dengan media lain, seperti surat kabar, majalah dan lain-lain.
 
Contoh kasus di Indonesia, media utama masih dikuasai oleh televisi, ini dibuktikan dengan dampak yang ditimbulkannya lebih besar ketimbang media iklan lainnya. Beberapa kekuatan yang menjadi keunggulan dari media televisi diantaranya:
 
Efisiensi Biaya
 
Banyak pengiklanmemandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas yang tidak terjangkau oleh media lainnya. Jangkauan masal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala.
 
Dampak yang kuat
 
Kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus dua indera : penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama, dan humor.
 
Pengaruh yang kuat
 
Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya dimuka televisi sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan. Kebanyakan calon pembeli lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali. Ini adalah cerminan bonafiditas pengiklan.
 
Dalam dunia periklanan, kerap nampak bahwa iklan akan muncul dalam kurun waktu atau periode yang berulang-ulang, dalam hal ini iklan dapat kita jumpai di beberapa program televisi diantaranya program sinetron atau program reality show yang selalu mengundang banyak penonton. Jika pada sinetron khususnya untuk para penggemarnya, mereka tidak akan melewatkan sedikitpun acara yang akan berlangsung, memilih untuk menunggu hingga iklan itu selesai dan melanjutkanuntuk menonton sinetron tersebut, bisa dibayangkan dalam program sinetron iklan yang muncul sebanding dengan durasi sinetron itu sendiri. Dalam durasi sinetron yang berlangsung selama 2 jam, rentan waktu untuk commercial break saling berdekatan, 10 menit untuk sinetron dan 10 menit untuk iklan, hal ini berlangsung terus menerus, bahkan durasi sinetron mungkin bisa lebih sedikit dibandingkan dengan durasi iklan yang muncul.
 
Dapat kita bayangkan seberapa besar pendapatan stasiun televisi tersebut untuk penayangan program sinetron dimana pendapatan di dapat dari jumlah iklan yang muncul. Tidak mengherankan jika pendapatan stasiun televisi dalam kurun waktu 1 hari saja mendapatkan omset miliaran rupiah dari iklan. Sebagaimana hasil survei The Nielsen Indonesia, Advertising Information Services. Diketahui bahwa belanja iklan di Indonesia pada kuartal I/2011 meningkat tumbuh 20 persen menjadi Rp 15,6 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 13,0 triliun. Kotak ajaib bergambar dan bersuara yang kita kenal dengan Televisi ini mendominasi pangsa iklan dengan meraup 62 persen dari total belanja iklan, atau sekitar Rp 9,672 triliun.
 
Kelemahan Iklan Televisi
 
Selain sisi keunggulan iklan televisi, iklan televisi bukan tanpa memiliki kelemahan dan keterbatasan. Menurut Jefkins (1996). Sejumlah kelemahan iklan televisi diantaranya sebagai berikut:
  1. Televisi cenderung menjangkau pemirsa secara massal, sehingga pemilihan sering sulit dilakukan. Pihak pengiklan akan dapat lebih selektif dalam mebidik pangsa pasar yang dikehendaki kalau ia menggunakan media pers.
  2. Jika yang diperlukan calon pembeli adalah data-data yang lengkap mengenai suatu produk atau perusahaan pembuatannya, maka televisi tidak akan bisa memberikannya.
  3. Sejumlah hal-hal kecil lainnya bisa dan biasa dikerjakan banyak orang sambil menonton televisi, sama seperti ketika mereka mendengarkan siaran radio. Akibatnya kosentrasi pemirsa sering terpecah. Kemungkinan zipping yaitu tombol pemercepat pada remote control menambah peluang terpecahnya kosentrasi pemirsa iklan.
  4. Karena pembuat iklan televisi butuh waktu yang cukup lama, maka tidak cocok untuk iklan-iklan khusus atau yang bersifat darurat yang harus sesegera mungkin disiarkan.
  5. Di negara-negara yang memilki cukup banyak stasiun televisi, atau yang jumlah total pemirsa cukup sedikit, biaya siaran mungkin cukup rendah sehingga memungkinkan ditayangkan iklan yang panjang atau berulang-ulang. Iklan seperti ini justru mudah membosankan pemirsa.
  6. Kesalahan serius yang dibuat oleh produsen iklan televisi, menurut Virginia Matthews yang menulis tentang masalah ini di marketing week, adalah menggunakan penyaji atau model yang sama sebagaimana para pengiklan yang lain. Selain membosankan hal ini juga akan membinggungkan (pemakaian orang atau aktor secara berlebihan).
Demikian peranan iklan televisi sekaligus uraian tentang keunggulan iklan televisi. Dengan sejumlah keunggulan yang menjadi kekuatan iklan televisi di satu sisi, bukan berarti tidak memiliki keterbatasan. Beberapa kelemahan iklan televisi setidaknya dapat dijabarkan dalam enam aspek di atas.

Empat Karakteristik Pemasaran dalam Perspektif Islam


Karakteristik pemasaran dalam perspektif Islam atau pemasaran syariah dapat diuraikan secara ringkas dalam tulisan ini. Penerapan pemasaran syariah merupakan sebuah keharusan dalam Islam untuk menyempurnakan konsep keislaman yang telah diterapkan dalam lembaga keuangan syariah pada saat ini. Di dalam melaksanakan kegiatan pemasaran tentu lebih dahulu menyusun perencanaan strategis yang disusun memberi arah terhadap kegiatan perusahaan yang menyeluruh harus didukung dengan rencana pelaksanaan yang lebih rinci dalam bidang-bidang kegiatan yang terdapat dalam perusahaan. Disamping itu di dalam kegiatan perdagangan (muamalah), Islam melarang adanya unsur manipulasi atau penipuan.

Pemasaran adalah salah satu bentuk muamalah yang dibenarkan dalam Islam, sepanjang dalam proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang terlarang oleh ketentuan syariah. Pasar bukanlah hal baru dalam Islam. Karena pada zaman dahulu Nabi Muhammad SAW adalah seorang pedagang. Islam menganjurkan pada umatnya dalam memasarkan atau mempromosikan produk dan menetapkan harga tidak boleh berbohong harus berkata jujur. Oleh sebab itu, salah satu dari karakter berdagang yang terpenting dan diridhoi oleh Allah SWT adalah kebenaran. Sehingga aktivitas yang beliau lakukan sangat mungkin bersinggungan dengan aktivitas pemasaran. 

Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula dalam Buku Syariah Marketing, yang diterbitkan Mizan, 2006, hlm.28-39 dikemukakan bahwa ada 4 (empat) karakteristik pemasaran syariah (syariah marketing) yang dapat menjadi panduan bagi pemasaran yaitu:

1. Teisis (Rabbaniyah)

Adalah sifatnya yang relegius. Ketika harus menyusun taktik pemasaran, apa yang menjadi keunikan dari perusahannya dibanding perusahaan lain (deferensiasi), bagitu juga dengan marketing mix-nya, dalam mendesain produk, menetapkan harga, penempatan, dan dalam melakukan promosi senantiasa dijiwai oleh nilai-nilai religius.

2. Etis (Akhlaqiyah)

Mengedepankan masalah akhlak (moral, etika) dalam segala aspek kegiatannya.

3. Realistis (Al-Waqi’iyah)

Konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah islamiyah yang melandasinya. Dalam sisi inilah pemasaran syariah berbeda, ia bergaul, bersilatuhrahmi, melakukan transaksi bisnis di tengah-tengah realitas kemunafikan, kecurangan, kebohongan, atau penipuan yang sudah biasa terjadi dalam dunia bisnis.

4. Humanistik (Al-Insaniyah)

Humanistik bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaan terjaga dan terpelihara. Dalam strategi marketing syariah yang pertama kali harus dilakukan dalam mengeksplorasi pasar yang sering berubah adalah melakukan segmentasi sebagai strategi. Dalam menentukan segmentasi, sudah seharusnya mempunyai defenisi pasar yang jelas. Ini berarti pengetahuan mengenai pelanggan dan pesaing memegang peranan penting dalam menentukan segmen mana yang akan dipilih.
Dengan menentukan target yang akan dibidik akan lebih terarah. Dalam Islam Allah telah menjadikan semua yang ada di bumi sebagai perhiasan (keunggulan) agar manusia dapat mempergunakannya sebagai daya saing untuk menjadi yang terbaik. Dalam Al-Quran dijelaskan :
Empat Karakteristik Pemasaran dalam Perspektif Islam
Artinya: Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang ada di atas muka bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang terbaik perbuatannya. (QS. Al-Kahfi : 7)

Keinginan untuk menjalin hubungan atau mencari pemenuhan merupakan tanggapan terhadap Tuhan yang memberikan diri-Nya. Dalam marketing syariah atau pemasaran islam, bisnis yang disertai keikhlasan semata-mata hanya untuk mencari keridhaan Allah maka seluruh bentuk trasaksinya insya Allah menjadi ibadah di hadapan Allah SWT.
Dalam syariah marketing strategi terdapat 3 kriteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat merumuskan targeting pada segmen, yaitu:   
  1. Memastikan bahwa segmen pasar yang dipilih itu cukup besar dan cukup menguntungkan bagi perusahaan atau dapat memilih segmen yang pada saat ini masih kecil, tetapi menarik dan menguntungkan di masa yang akan datang.
  2. Strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan daya saing perusahaan (competitive advantage)
  3. Melihat situasi persaingan yang terjadi (competitive situation)
Demikian uraian berkaitan dengan pemasaran dalam perspektif islam atau yang sudah familiar disebut dengan pemasaran syariah. Sumber artikel ini merujuk pada Syariah Marketing yang ditulis oleh Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula.

Pengertian Iklan (Advertisement), Tujuan & Jenis-Jenisnya


Pengertian Iklan – Menurut Kotler, pengertian advertisement atau dalam bahasa indonesia “iklan” adalah semua bentuk penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi barang produk atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar (Widyatama, 2005: 15). 
Masyarakat Periklanan Indonesia mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Kasali, 2007:11).

Pengertian iklan dimaknai sebagai berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang dijual, dipasang pada media massa seperti surat kabar, majalah atau di tempat-tempat umum. Sedangkan istilah periklanan (advertising) merujuk kepada pemahaman keseluruhan proses yang meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian pesan.

Pengertian advertising atau periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan kesuatu khalayak, target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, pengeksposan langsung, reklame luar ruang, atau kendaraan umum (Monle lee, 2007).

Dalam pengertian iklan perlu diingat adanya kata-kata yang berkaitan dengan pesanan dan khalayak ramai. Iklan adalah suatu kegiatan yang menyampaikan berita, tetapi berita yang disampaikan atas pesanan pihak yang menginginkan agar produk atau jasa yang dijual dapat diterima dan dibeli oleh konsumen.

Secara umum, periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi yaitu:

1. Memberi informasi (Informing)

Periklanan membuat konsumen sadar (aware) akan merek- merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yan g positif. Karena merupakan suatu bentuk alat komunikasi yang efektif, berkemampuan menjangkau khalayak luas dengan biaya perkontak relatif rendah, periklanan memfasilitasi pengenalan ( introduction ) merek- merek baru meningkatkan jumlah permintaan terhadap merek- merek yang telah ada, dan meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumen (TOMA- top of mind awareness) untuk merek-merek yang sudah ada dalam kategori produk yang matang.

2. Mempersuasi (Persuading )

Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk) pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan. Terkadang persuasi berbentuk mempengaruhi permintaan primer, yakni menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk. Lebih sering iklan berupaya mambangun permintaan sekunder, yakni permintaan bagi merek-merek perusahaan yang spesifik.

3. Mengingatkan (Reminding)

Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian sebuah merek yang mungkin tidak akan dipilihnya. Periklanan, lebih jauh didemonstrasikan untuk memengaruhi pengalihan merek (brand swictching) dengan mengingatkan para konsumen yang akhir - akhir ini belum membeli suatu merek yang tersedia dan mengandung atribut-atribut yang menguntungkan.

4. Memberikan nilai tambah (Adding value)

Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan memengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek dipandang sebagai lebih elegan, lebih gaya, lebih bergengsi dan lebih unggul dari tawaran pesaing (Terence, 2003).

5. Bantuan untuk upaya lain perusahaan

Peran lain dalam periklanan adalah membantu perwakilan penjualan. Iklanmengawali proses penjualan produk-produk perusahaan dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan para pelanggan yang prospektif. Upaya, waktu, dan biaya periklanan dapat dihemat karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk member informasi kepada prospek tentang keistimewaan dan keuntungan produk. Terlebih lagi, iklan melegitimasi atau membuat apa yang dinyatakan (klaim) oleh perwakilan penjualan menjadi lebih kredibel (lebih dapat dipercaya).

Tujuan Iklan

Menurut Kasali (2007:45), mengatakan bahwa tujuan iklan adalah:

1. Sebagai alat bagi komunikasi dan koordinasi.

Tujuan memberikan tuntunan bagi pihak-pihak yang terlibat, yakni pengiklan (klien), account executive dari pihak biro, dan tim kreatif untuk saling berkomunikasi. Tujuan juga membantu koor dinasi bagi setiap kelompok kerja, seperti suatu tim yang terdiri dari copywriter, spesialis radio, pembeli media, dan spesialis riset.

2. Memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan.

Jika ada dua alternatifdalam kampanye iklan, salah satu daripadanya harus dipilih. Berbeda dengan keputusan yang dilakukan berdasarkan selera eksekutif (atau istrinya), mereka semua harus kembali pada tujuan dan memutuskan mana yang lebih cocok.

3. Sebagai alat evaluasi.

Tujuan iklan yang ketiga untuk melakukan evaluasi terhadap hasil suatu kampanye periklanan. Oleh karena itu timbul kebutuhan untuk mengaitkan beberapa ukuran seperti pangsa pasar atau kesadaran merek dengan tujuan kampanye periklanan.

Jenis-Jenis Iklan – dapat diklasifikasi berdasarkan sejumlah aspek, diantaranya dari aspek isi pesan, tujuan, dan pemilik iklan (Fandy Tjiptono, 2005:227).

Jenis Iklan dari Aspek ISI PESAN

a. Product Advertising

Yaitu iklan yang berisi informasi produk (barang dan jasa) suatu perusahaan. Ada dua jenis iklan yang termasuk kategori ini, yaitu :
  • Direct-action advertising, yaitu iklan produk yang didesain sedemikian rupa untuk mendorong tanggapan segera dari khalayak atau pemirsa
  • Indirect-action advertising, yaitu iklan produk yang didesain untuk menumbuhkan permintaan dalam jangka panjang.
b. Institutional Advertising

Yakni iklan yang didesain untuk memberi informasi tentang usaha bisnis pemilik iklan dan membangun goodwill serta image positif bagi organisasi. Institutional advertising terbagi atas:
  • Patronage advertising, yakni iklan yang menginformasikan usaha bisnis pemilik iklan.
  • Iklan layanan masyarakat (public service advertising), yakni iklan yang menunjukan bahwa pemilik iklan adalah warga yang baik, karena memiliki kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
Jenis Iklan dari Aspek TUJUAN
  • Pioneering advertising (informative advertising), yaitu iklan yang berupaya menciptakan permintaan awal (primary demand).
  • Competitive advertising (persuasive advertising), yaitu iklan yang berupaya mengembangkan pilihan pada merek tertentu.
  • Reminder advertising , yaitu iklan yang berupaya melekatkan nama atau merek produk tertentu di benak khalayak.
Jenis Iklan dari Aspek PEMILIK IKLAN

Berdasarkan aspek pemilik iklan, ada dua jenis iklan yaitu :
  • Vertical cooperative advertising , yaitu iklan bersama para anggota saluran distribusi, misalnya di anta ra para produsen, pedagang grosir, agen, dan pengecer.
  • Horizontal cooperative advertising, yaitu iklan bersama dari beberapa perusahaan sejenis.
Sedangkan menurut Dharmasita (2008:370) periklanan dapat dibedakan ke dalam dua golongan. Jenis periklanan tersebut adalah :
  1. Pull Demand Advertising; adalah periklanan yang ditujukan kepada pembeli akhir agar permintaan produk bersangkutan meningkat. Biasanya produsen menyarankan kepada para konsumen untuk membeli produknya ke penjual terdekat. Pull demand advertising juga disebut consumer advertising.
  2. Push Demand Advertising; adalah periklanan yang ditujukan kepada para penyalur. Maksudnya agar para penyalur bersedia meningkatkan permintaan produk bersangkutan dengan menjualkan sebanyak-banyaknya ke pembeli/pengecer. Barang yang diiklankan biasanya berupa barang industri. Push demand advertising juga disebut trade advertising .
Adapula klasifikasi jenis iklan lainnya berdasarkan tujuan dari masing-masing iklan yakni : Iklan Komersil (Commercial Advertising), Iklan Korporasi (Corporate Advertising), dan Iklan Layanan Masyarfakat (Public Service Advertising) yang masing-masing dijelaskan berikut ini:

Iklan Komersial

Merupakan iklan yang bertujuan untuk mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Iklan komersial ini sendiri terbagi menjadi beberapa macam, yaitu:
  • Iklan strategis ; digunakan untuk membangun merek. Hal itu dilakukan dengan mengkomunikasikan nilai merek dan manfaat produk. Perhatian utama dalamjangka panjang adalah memposisikan merek serta membangun pangsa pikirandan pangsa pasar. Iklan ini mengundang konsumen untuk menikmatihubungan dengan merek serta meyakinkan bahwa merek ini ada bagi parapengguna.
  • Iklan taktis; memiliki tujuan mendesak. Iklan ini dirancang untuk mendorong konsumenagar segera melakukan kontak dengan merek tertentu. Pada umumnya iklan ini memberikan penawaran khusus jangka pendek yang memacu konsumen memberikan respon pada hari yang sama.
Iklan Korporasi

Iklan ini bertujuan membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya diharapkan juga membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Iklan corporate akan efektif bila didukung oleh fakta yang kuat dan relevan dengan masyarakat, mempuyai nilaiberita dan biasanya selalu dikaitkan dengan kegiatan yang berorientasi dengan kegiatan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Iklan corporate merupakan bentuk lain dari iklan strategis ketika sebuah perusahaan melakukan kampanye untuk mengkomunikasikan nilai-nilai korporatnya kepada publik. Iklan corporate seringkali berbicara tentang nilai-nilai warisan perusahaan, komitmen perusahaan kepada pengawasan mutu, peluncuran merek dagang atau logo perusahaan yang baru atau mengkomunikasikan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar.

Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat merupakan bagian dari kampanye social marketing yang bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat. Biasanya pesan iklan layananmasyarakat berupa ajakan, pernyataan atau himbauan kepada masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan demi kepentingan umum atau merubah perilaku yang “tidak baik” supaya menjadi lebih baik, misalnya masalah kebersihan lingkungan, mendorong penghargaan terhadap perbedaan pendapat, keluarga berencana, dan sebagainya.

Demikian penjelasan pengertian iklan (advertisement) dan jenis-jenis iklan, serta kegiatan atau aktivitas periklanan atau istilah inggrisnya advertising. Semoga penggunaan kedua kata asing tersebut tidak tumpang tindih lagi dan dapat membedakan yang mana pengertian advertisement dan mana pengertian advertising. Semoga bermanfaat.

Pengertian dan Konsep Inti Pemasaran Menurut Para Ahli

Pengertian Pemasaran - Dewasa ini pemasaran telah berkembang demikian pesatnya dan telah menjadi ujung tombak setiap perusahaan dalam rangka mencapai tujuan. Argumentasinya, karena ruang lingkup pemasaran sangat luas serta berhubungan secara langsung dalam kegiatan mulai dari persiapan, penyediaan, bahan baku, proses produksi, sampai pada saat akhir, yakni produk yang siap di konsumsi oleh konsumen. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa pemasaran melibatkan dua pihak yaitu produsen dan konsumen sebagai titik pusatnya, dan juga pemasaran merupakan faktor penting karena menyangkut kegiatan menentukan dan memproduksi produk maupun jasa, menetapkan harga penjualan dan pada akhirnya konsumen siap untuk mengkonsumsinya.

Konsep pemasaran merupakan hal yang sederhana dan secara intuisi merupakan filosofi yang menarik. Konsep ini menyatakan bahwa alasan keberadaan sosial ekonomi bagi suatu organisasi adalah memuaskan kebutuhan konsumen dan keinginan tersebut sesuai dengan sasaran perusahaan. Hal tersebut didasarkan pada pengertian bahwa suatu penjualan tidak tergantung pada agresifnya tenaga penjual, tetapi lebih kepada keputusan konsumen untuk membeli suatu produk.

Untuk menjalankan pemasaran, maka manajer pemasaran sebagai salah satu fungsi perusahaan harus mengenali seluk-beluk kebutuhan manusia dengan memberikan kepuasan bagi konsumen. Pengertian pemasaran ini mencakup kegiatan yang sangat luas, bukan hanya sekedar kegiatan distribusi dan penjualan semata-mata, tetapi meliputi segala aktifitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat baik berupa barang maupun jasa, dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan. Setiap manusia yang terlibat dalam dunia pemasaran, ingin mengembangkan profesinya, oleh sebab itu sangatlah diperlukan gambaran yang jelas tentang definisi dan konsep inti yang terkandung dalam kegiatan pemasaran tersebut.

Pemasaran memiliki dua hal. Pertama, pemasaran merupakan filosofi, sikap, perspektif atau orientasi manajemen yang menekankan pada kepuasan konsumen. Kedua, pemasaran adalah sekumpulan aktivitas yang digunakan untuk mengimplementasikan filosofi tersebut. Definisi dari American Marketing Association (AMA) mencakup kedua perspektif itu: Marketing is the planning and executing the conception, pricing, promotion and distribution of ideas, goods and services to create exchanges that satisfiy individual and organizational goal. Artinya bahwa pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi (Lamb, Hair dan McDaniel, 2001).

Selain pengertian di atas, ada sejumlah pengertian pemasaran menurut para ahli yang dapat menjadi rujukan sehingga dapat memahami pemasaran lebih dalam dan komprehensif.
  • Pemasaran adalah pencocokan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai tujuan timbal balik yang saling menguntungkan (Rewoldt, 2001:5). Definisi ini dapat disimpulkan bahwa pemasaran lebih mengutamakan adanya pencapaian timbal balik yang saling menguntungkan antara pihak produsen dan konsumen.
  • Marketing is a total system of business activities designed to plan, price, promote, and distribute want satisfying goods and services to present and potential customers. Dapat diartikan: pemasaran adalah sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan keinginan untuk menghadirkan pelanggan potensial (Stanton dalam Wiludjeng (2009:3)
  • Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dari individu atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginanya melalui penciptaan, penawaran dan pertumbuhan (nilai) produk dengan yang lain (Alma, 2005:128)
  • Faisal Afif (2002:6), mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang membantu individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan melalui pencapaian dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
  • Pemasaran adalah sebagai kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif (Nitisemito, 2003:13).
  • Sedangkan Pride dan Ferrel (2005:4), mengemukakan bahwa pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan rancangan, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi.
  • Definisi menurut Kotler (2008:6), pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.
  • Menurut Gunawan Adisaputro (2010:4) pemasaran adalah fungsi organizational dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan dengan pelanggan dengan cara-cara yang menguntungkan bagi organisasi dan semua pemangku kepentingan (stakeholder).
Dari sejumlah pengertian pemasaran menurut para ahli diatas memberikan kejelasan bahwa pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan kepada pemuasan kebutuhan dan keinginan melalui suatu proses pertukaran. Dalam hal ini pertukaran yang dimaksud adalah barang dan jasa, serta uang dan tenaga. Kegiatan pemasaran melibatkan dua pihak yang saling berinteraksi, di mana pihak yang satu menginginkan kepuasan, sedangkan pihak yang lainnya ingin memperoleh laba. Pihak-pihak yang dimaksud adalah produsen dan konsumen.


Produsen menciptakan barang atau jasa sedangkan konsumen adalah pihak yang memiliki kebutuhan dan keinginan untuk dipenuhi. Jadi disebabkan karena adanya kepentingan dari masing-masing pihak, maka timbullah yang disebut pertukaran atau arus perpindahan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Pemasaran juga merupakan kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistemkeseluruhan. Dikatakan sebagai suatu keseluruhan, karena pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen, menentukan harga yang sesuai, menentukan cara-cara promosi yang tepat dan pola distribusi produk yang efektif.

Selanjutnya pemasaran juga mempunyai sasaran tertentu yaitu berusaha memberikan kepuasan bagi konsumen yang ada maupun pembeli yang potensial, sehingga pemasaran bukanlah suatu kegiatan yang statis sifatnya melainkan suatu kegiatan yang dinamis dari keinginan konsumen.

Konsep Inti Pemasaran dan Penjelasannya

Penjabaran lebih lanjut dari berbagai definisi pemasaran menghasilkan sejumlah konsep inti pemasaran sebagaimana yang dimaksudkan oleh Kotler dan Keller (2009) yakni : kebutuhan, keinginan, dan permintaan produk; target pasar, positioning, dan segmentasi; penawaran dan brand; nilai dan kepuasan; marketing channel ; supply chain ; kompetitor; lingkungan pasar. Masing-masing konsep inti pemasaran tersebut dapat dijelaskan berikut ini.

a. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan

Konsep paling dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kehilangan. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Semua ini termasuk kebutuhan fisik dasar akan makanan, pakaian, kehangatan, dan keamanan; kebutuhan sosial akan rasa memiliki dan kasih sayang; dan kebutuhan individu akan pengetahuan dan mengekspresikan diri. Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual. Bila didukung oleh daya beli, keinginan menjadi permintaan.

b. Target, positioning, segmentasi

Sebelum memasarkan suatu produk, marketer harus mengidentifikasi profil dari pembeli dengan cara menguji dari sisi demografi, psikografi, dan perbedaan kebiasaan antar pembeli. Setelah mengidentifikasi segmen pasar, maka memutuskan untuk menentukan target pasar sebagai kesempatan terbesar. Perusahaan membentuk penawaran pasar untuk memposisikan produknya. Perusahaan harus hati-hati dalam memilih target dan mempersiapkan program pemasaran.

c. Penawaran dan brands

Nilai proposisi yang tidak dapat diukur secara fisik adalah penawaran, yang mana Perlu dikombinasikan dengan produk, pelayanan, informasi, dan pengalamannya. Brand merupakan penawaran dari sumber daya yang diketahui. Seperti contoh Mc Donald diasosiasikan sebagai makanan cepat saji untuk hamburger, untuk anak-anak, ceria. Semua perusahaan bekerja keras membangun image yang kuat, menguntungkan, dan unik.

d. Nilai, Kepuasan, dan Mutu

Nilai bagi pelanggan merupakan perbedaan antara nilai yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya untuk memiliki produk tersebut. Kepuasan pelanggan tergantung pada anggaran kinerja produk dalam menyerahkan nilai relatif terhadap harapan pembeli. Bila prestasi produk jauh lebih rendah ketimbang harapan pela nggan, pembelinya tidak puas, begitu juga sebaliknya. Mutu mempunyai dampak langsung pada prestasi produk, dan demikian dengan kepuasan pelanggan.

e. Marketing Channel

Untuk meraih target pasar, marketer menggunakan tigas jenis marketing channel yaitu communication channel yaitu melalui surat kabar, radio, televisi, dan media lainnya; distribusi channel yaitu melalui distribusi penjualan; dan service channel untuk membawa transaksi dengan pembeli potensial.

f. Supply chain

Adalah saluran distribusi yang panjang dari bahan baku menuju komponen,sampai produk akhir dan dibawa ke pembeli terakhir.

g. Persaingan

Persaingan meliputi semua aktual dan potensial penawaran pesaing terhadap pembeli.

h. Pasar

Konsep pertukaran mengarah ke konsep suatu pasar. Pasar merupakan perangkat dari semua pembeli aktual dan potensial suatu produk dan jasa. Para pembeli ini mempunyai kebutuhan atau keinginan yang sama yang dapat dipuaskan lewat pertukaran. Jadi, ukuran suatu pasar tergantung pada jumlah orang yang menunjukan kebutuhan, mempunyai sumber daya untuk terlibat dalam pertukaran, dan bersedia menawarkan sumber daya ini dalam pertukaran untuk apa yang mereka inginkan.

Demikian penjelasan berkaitan dengan pemasaran serta konsep inti pemasaran yang merujuk pada pendapat para ahli dalam memformulasikan pengertian pemasaran berdasarkan pendapat masing-masing.

Pengertian dan Tujuan Promosi Menurut Para Ahli


Pengertian Promosi – Secara umum, promosi menjadi salah satu kebijakan yang diambil perusahaan dalam menyebarkan informasi mengenai produknya kepada konsumen, bahwa produk tersebut telah tersedia di pasar dan produk tersebut mampu memberikan manfaat yang memadai serta mampu memuaskan kebutuhan konsumen. Sifat promosi selain yang telah disebutkan di atas yaitu untuk memperkenalkan produk kepada konsumen, juga dimaksudkan untuk merayu calon konsumen agar tergerak untuk melakukan tindakan pembelian terhadap produk yang ditawarkan (Heindjrachman Ranupandojo, 1990).


Menurut kamus besar bahasa Indonesia, promosi adalah perkenalan dalam rangka memajukan usaha dagang. Promosi merupakan salah satu jenis komunikasi yang sering dipakai oleh pemasar. Sebagai salah satu elemen bauran promosi, promosi penjualan merupakan unsur penting dalam kegiatan promosi produk

Pengertian promosi penjualan menurut American Marketing Association (AMA) yang dikutip dari bukunya Sustina adalah: “Sales promotion is media and non media marketing pressure applied for a predetermined, limited period of time in order to stimulate trial, increase consumer demand, or improve product quality”. Definisi di atas menunjukkan bahwa promosi adalah upaya pemasaran yang bersifat media dan non media untuk merangsang coba-coba dari konsumen, meningkatkan permintaan dari konsumen atau untuk memperbaiki kualitas produk (Sustina, 2003).

Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya (Rambat Lupiyoadi & A.Hamdani, 2006).

Promosi adalah salah satu bagian dari marketing mix yang besar peranannya. Promosi merupakan suatu ungkapan dalam arti luas tentang kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan oleh perusahaan (penjual) untuk mendorong konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan (Marwan Asri, 1991).

Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Basu Swastha, 2000)

Bagian yang tajam dari instrumen pemasaran adalah pesan yang dikomunikasikan kepada calon pembeli melalui berbagai unsur yang terdapat dalam program promosi (Rewoldt, 1995)

Dalam promosi dikenal istilah bauran promosi. Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan (Basu Swastha, 2000).

Promosi adalah salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mengenal ataupun mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya (Ratih Hurriyati, 2005).

Bauran promosi terdiri dari lima unsur, yakni: periklanan (advertising), personal selling, publisitas (publicity), promosi penjualan dan penjualan langsung (direct marketing). Periklanan mencakup penyampaian informasi melalui berbagai media (baca pula: Pengertian, Tujuan dan Jenis-Jenis Iklan) dan pengertian e-marketing.

Personal selling adalah penerangan dan penjelasan secara lisan tentang produk yang ditawarkan kepada satu atau beberapa calon pembeli. Publisitas terdiri dari pemuatan berita tentang produk pada penerbitan majalah atau koran, radio, atau televisi. Promosi penjualan mencakup semua kegiatan lain yang dikategorikan pada tiga kegiatan di atas seperti display, pertunjukan, pameran, demonstrasi dan sebagainya (Marwan Asri, 1991). Dan penjualan langsung adalah pemasaran yang dilakukan dengan cara menginformasikan langsung produk kepada konsumen baik itu melalui direct mail, mengingatkan via telepon, dan lain-lain.

Tujuan Promosi

Dalam implementasinya, promosi dapat dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan-tujuan berikut ini (Basu Swastha, 2000):

a. Modifikasi tingkah laku

Orang-orang yang melakukan komunikasi ini mempunyai beberapa alasan antara lain : mencari kesenangan, mencari batuan, memberikan pertolongan atau instruksi, memberikan informasi, mengemukakan ide dan pendapat. Sedangkan promosi, dari segi lain, berusaha merubah tingkah laku dan pendapat, dan memperkuat tingkah laku yang ada. Penjual selalu berusaha menciptakan kesan baik tentang dirinya atau mendorong pembelian barang dan jasa perusahaan.

b. Memberitahu

Tujuan promosi dimaksudkan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informatif umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal di dalam siklus kehidupan produk. Promosi yang bersifat informatif ini juga penting bagi konsumen karena dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk membeli. Informasi yang diberikan dapat melalui tulisan, gambar, kata-kata dan sebagainya, yang d isesuaikan dengan keadaan. Beberapa aspek tentang barang mungkin harus ditampilkan dengan gambar (misalnya desain, model dan sebagainya), Sedangkan aspek lain mungkin cukup diungkapkan melalui tulisan seperti kelebihan, harga dan sebagainya.

c. Membujuk

Yaitu membujuk calon konsumen agar mau membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Yang perlu ditekankan disini bahwasanya membujuk bukan berarti memaksa calon konsumen. Membujuk dengan berlebih-lebihan akan memberikan kesan yang negatif pada calon konsumen sehingga keputusan yang diambil mungkin justru keputusan yang negatif. Promosi yang bersifat membujuk (persuasif) umumnya kurang disenangi oleh sebagian masyarakat. Namun kenyataannya sekarang ini justru yang banyak muncul adalah promosi yang bersifat persuasif.

Tujuan promosi demikian ini terutama diarahkan untuk mendorong pembelian. Sering perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberi pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. Promosi yang bersifat dominan ini akan menjadi dominan jika produk yang bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan di dalam siklus kehidupannya.

d. Mengingatkan

Mengingatkan konsumen tentang adanya barang tertentu, yang dibuat dan dijual perusahaan tertentu, di tempat tertentu dan dengan harga yang tertentu pula. Konsumen kadang-kadang memang perlu diingatkan, karena mereka tidak ingin bersusah payah untuk selalu mencari barang apa yang dibutuhkan dan dimana bisa mendapatkan barang tersebut.

Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merk produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti pula perusahaan berusaha untuk paling tidak mempertahankan pembeli yang ada.

Tujuan promosi yang dikemukakan oleh ahli lainnya yakni menginformasikan, membujuk pelanggan sasaran, dan mengingatkan (Fandy Tjiptono, 1997) yang dapat diuraikan berikut ini.

1. Menginformasikan (Informing), dapat berupa:
  • Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru.
  • Menjelaskan cara kerja suatu produk.
  • Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk.
  • Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.
  • Menginformasikan jasa-jasa yang di sediakan oleh perusahaan.
  • Meluruskan kesan yang keliru.
  • Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli.
  • Membangun citra perusahaan.
2) Membujuk pelanggan sasaran (Persuading), untuk:
  • Membentuk pilihan merk.
  • Mengalihkan pilihan ke merk tertentu.
  • Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.
  • Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga.
  • Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (Salesmen).
3) Mengingatkan (Reminding), terdiri atas:
  • Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat.
  • Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual perusahaan.
  • Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan.
  • Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.
Demikian pengertian promosi dan tujuan promosi menurut para ahli. Tingkat keberhasilan promosi tergantung pada seberapa besar persentase tercapainya tujuan promosi.