Perilaku Konsumen Generasi Z dalam Membeli Produk Fashion - Generasi Z, yang mencakup individu yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, merupakan kelompok yang tumbuh dengan kecanggihan teknologi dan terhubung secara digital sejak usia dini. Dalam konteks konsumsi dan belanja, Generasi Z menunjukkan perilaku yang unik dan berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka memiliki pendekatan yang lebih modern terhadap berbelanja, dengan preferensi yang cenderung lebih bergantung pada teknologi dan nilai-nilai sosial yang lebih progresif. Salah satu industri yang paling terpengaruh oleh perilaku konsumen Generasi Z adalah industri fashion.
Industri fashion terus beradaptasi dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, dan Generasi Z memainkan peran yang sangat penting dalam hal ini. Artikel ini akan membahas secara mendalam perilaku konsumen Generasi Z dalam membeli produk fashion, faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pembelian mereka, serta bagaimana brand dan pemasar dapat menanggapi preferensi dan kebiasaan mereka untuk meningkatkan engagement dan penjualan.
1. Karakteristik Generasi Z: Pengaruh Terhadap Pembelian Fashion
Generasi Z adalah kelompok yang tumbuh dalam era digital, dengan akses mudah ke internet, media sosial, dan teknologi canggih. Menurut laporan dari McKinsey & Company (2022), mereka adalah "digital natives," yang memiliki kemampuan luar biasa dalam menggunakan teknologi dan media sosial untuk mencari informasi, berinteraksi dengan teman, dan tentu saja, berbelanja. Kemajuan dalam teknologi ini telah mengubah cara mereka berinteraksi dengan merek fashion dan mempengaruhi keputusan pembelian mereka.
a. Kecenderungan Menggunakan Media Sosial untuk Belanja
Salah satu ciri khas utama dari Generasi Z adalah ketergantungan mereka pada media sosial. Media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube menjadi platform utama bagi mereka untuk menemukan tren fashion terbaru, mencari inspirasi gaya, dan membeli produk fashion. Sebuah studi oleh Business Insider (2021) mengungkapkan bahwa lebih dari 60% konsumen Generasi Z menggunakan media sosial untuk mencari informasi produk sebelum melakukan pembelian, dibandingkan dengan hanya 46% dari generasi milenial.
Media sosial juga menyediakan berbagai fitur yang memudahkan mereka dalam proses pembelian, seperti "shoppable posts" di Instagram dan TikTok, yang memungkinkan konsumen untuk langsung membeli produk tanpa harus meninggalkan aplikasi. Kemudahan akses ini menjadi daya tarik utama bagi Generasi Z, yang sangat menghargai kenyamanan dan kecepatan dalam berbelanja.
b. Pencarian Identitas dan Ekspresi Diri melalui Fashion
Generasi Z cenderung melihat fashion sebagai sarana untuk mengekspresikan diri dan menunjukkan identitas pribadi mereka. Menurut laporan dari McKinsey & Company (2020), generasi ini lebih suka berinvestasi pada barang-barang fashion yang memungkinkan mereka untuk menonjolkan keunikan dan keaslian mereka, daripada membeli barang-barang yang dianggap "mainstream" atau hanya mengikuti tren umum. Mereka lebih tertarik pada fashion yang bisa mencerminkan nilai-nilai pribadi, seperti keberagaman, keberlanjutan, atau keunikan individu.
Fashion yang inklusif dan beragam menjadi hal yang sangat penting bagi Generasi Z. Mereka lebih cenderung mendukung merek yang menonjolkan keberagaman dan inklusi, baik dalam hal ukuran tubuh, jenis kelamin, maupun ras. Merek-merek yang dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan ini memiliki peluang yang lebih besar untuk menarik perhatian mereka.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Generasi Z dalam Membeli Produk Fashion
Beberapa faktor kunci mempengaruhi keputusan pembelian produk fashion oleh Generasi Z. Faktor-faktor ini termasuk nilai-nilai sosial, keberlanjutan, harga, serta pengaruh teman sebaya dan selebritas di media sosial.
a. Keberlanjutan dan Etika dalam Pembelian Fashion
Keberlanjutan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam pengambilan keputusan pembelian produk fashion bagi Generasi Z. Mereka lebih peduli terhadap dampak lingkungan dari produk yang mereka beli dan cenderung lebih memilih merek yang menunjukkan komitmen terhadap praktik bisnis yang etis dan ramah lingkungan. Sebuah studi oleh Nielsen (2015) menunjukkan bahwa 73% konsumen milenial dan Generasi Z lebih cenderung membeli produk dari merek yang memiliki komitmen terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.
Bagi banyak konsumen Generasi Z, membeli pakaian dari merek yang mendukung keberlanjutan adalah suatu bentuk pernyataan nilai pribadi mereka. Hal ini mencakup preferensi terhadap pakaian yang diproduksi secara etis, dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan proses produksi yang mengurangi jejak karbon. Beberapa merek fashion, seperti Patagonia dan Everlane, telah memperoleh loyalitas tinggi dari Generasi Z karena transparansi mereka dalam hal keberlanjutan dan etika.
b. Harga dan Aksesibilitas
Harga tetap menjadi faktor yang sangat penting dalam keputusan pembelian produk fashion oleh Generasi Z. Karena banyak dari mereka masih berada di usia muda dan belum memiliki penghasilan tetap atau stabil, mereka cenderung sangat sensitif terhadap harga. Namun, meskipun harga penting, mereka tidak selalu memilih yang termurah, melainkan lebih mengutamakan nilai dari produk tersebut. Sebuah studi yang dilakukan oleh The Business of Fashion dan McKinsey & Company (2021) menunjukkan bahwa lebih dari 50% konsumen Generasi Z siap membayar lebih untuk produk yang sesuai dengan nilai dan preferensi mereka, seperti produk yang ramah lingkungan atau dibuat dengan bahan berkualitas tinggi.
Dalam hal ini, merek fashion yang dapat menawarkan produk dengan harga yang terjangkau namun tetap menjaga kualitas dan keberlanjutan produk mereka akan lebih diminati oleh konsumen Generasi Z.
c. Pengaruh Media Sosial dan Influencer
Pengaruh media sosial dan influencer sangat besar dalam membentuk perilaku konsumen Generasi Z. Menurut laporan dari McKinsey & Company (2020), 70% konsumen Generasi Z mengandalkan influencer di media sosial untuk menemukan produk fashion baru dan mendapatkan rekomendasi. Merek-merek fashion yang bekerja sama dengan influencer yang memiliki pengikut yang banyak dan relevan dapat meningkatkan visibilitas dan daya tarik mereka di kalangan Generasi Z.
Influencer tidak hanya memberikan rekomendasi tentang produk fashion, tetapi juga menciptakan tren dan menunjukkan cara-cara baru untuk menggabungkan produk fashion dalam gaya hidup sehari-hari. Hal ini memungkinkan konsumen Generasi Z untuk merasa lebih terhubung dengan merek tersebut, karena mereka dapat melihat bagaimana produk tersebut digunakan dalam kehidupan nyata dan oleh orang-orang yang mereka kagumi.
3. Perilaku Pembelian Online vs. Offline oleh Generasi Z
Generasi Z adalah generasi yang sangat nyaman berbelanja online. Sebuah survei oleh Shopify (2021) menunjukkan bahwa lebih dari 80% konsumen Generasi Z lebih memilih berbelanja secara online daripada pergi ke toko fisik. Mereka lebih memilih kenyamanan berbelanja dari rumah, terutama karena kemudahan yang ditawarkan oleh situs e-commerce dan aplikasi belanja.
a. Kemudahan Berbelanja Melalui Aplikasi dan Situs E-Commerce
Platform seperti Instagram, TikTok, dan aplikasi belanja seperti Shopee, Tokopedia, dan Zalora semakin banyak digunakan oleh Generasi Z untuk berbelanja produk fashion. Fungsi "shoppable posts" di media sosial memungkinkan mereka untuk langsung membeli produk hanya dengan beberapa klik. Kepraktisan dan kemudahan ini sangat penting bagi Generasi Z yang sangat bergantung pada smartphone dan perangkat digital untuk mencari informasi serta berbelanja.
Fitur-fitur seperti pengiriman cepat dan pembayaran yang mudah juga memainkan peran penting dalam keputusan pembelian online oleh Generasi Z. Mereka menginginkan pengalaman berbelanja yang efisien dan bebas hambatan, dan merek yang dapat menawarkan pengalaman ini lebih mungkin mendapatkan kepercayaan dan loyalitas dari konsumen muda ini.
b. Belanja di Toko Fisik
Meskipun Generasi Z lebih memilih berbelanja secara online, pengalaman berbelanja di toko fisik juga masih penting. Banyak dari mereka yang mengunjungi toko fisik untuk mencoba produk sebelum membeli secara online, atau sekadar mencari inspirasi gaya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun e-commerce lebih dominan, toko fisik masih memainkan peran penting dalam keputusan pembelian mereka.
Toko-toko yang menawarkan pengalaman belanja yang menarik, seperti desain toko yang estetik atau pengalaman belanja interaktif, dapat menarik perhatian Generasi Z. Mereka lebih tertarik pada toko-toko yang menawarkan pengalaman unik yang tidak dapat mereka dapatkan secara online.
4. Tren Fashion yang Digemari oleh Generasi Z
Generasi Z memiliki preferensi fashion yang sangat bervariasi dan lebih condong pada produk yang memberikan kesan individualitas dan keunikan. Beberapa tren utama yang digemari oleh Generasi Z dalam membeli produk fashion adalah:
a. Streetwear
Streetwear adalah salah satu tren fashion yang sangat digemari oleh Generasi Z. Gaya berpakaian yang terinspirasi dari budaya jalanan ini sering kali menggabungkan kenyamanan dan gaya yang lebih kasual, seperti kaos oversized, hoodie, sneakers, dan aksesoris sporty. Merek-merek seperti Supreme, Off-White, dan A Bathing Ape (BAPE) sangat populer di kalangan konsumen Generasi Z karena gaya mereka yang edgy dan tidak konvensional.
b. Fashion Vintage dan Second-Hand
Tren fashion vintage dan second-hand semakin populer di kalangan Generasi Z. Banyak dari mereka yang tertarik dengan pakaian bekas karena faktor keberlanjutan dan keunikan produk. Selain itu, membeli pakaian bekas dianggap sebagai cara untuk mendukung lingkungan dengan mengurangi sampah tekstil. Platform seperti Depop dan ThredUp memfasilitasi pembelian dan penjualan pakaian bekas, yang semakin diminati oleh Generasi Z.
c. Athleisure
Athleisure, yaitu pakaian olahraga yang bisa dipakai sehari-hari, juga menjadi tren besar di kalangan Generasi Z. Dengan gaya hidup yang aktif dan kebutuhan akan kenyamanan, pakaian athleisure seperti legging, jogger pants, dan hoodies menjadi pilihan utama. Merek-merek seperti Lululemon dan Gymshark telah berhasil menarik perhatian Generasi Z dengan koleksi athleisure yang stylish dan fungsional.
5. Kesimpulan
Perilaku konsumen Generasi Z dalam membeli produk fashion sangat dipengaruhi oleh teknologi, media sosial, dan nilai-nilai pribadi mereka. Mereka mengutamakan kenyamanan, keberlanjutan, dan keunikan dalam produk fashion yang mereka beli. Media sosial dan influencer memainkan peran penting dalam memengaruhi keputusan pembelian mereka, sementara harga dan aksesibilitas tetap menjadi faktor kunci. Merek yang mampu menanggapi preferensi ini dengan tepat, baik melalui pengalaman belanja online yang mulus maupun keberlanjutan dalam produksi, memiliki peluang besar untuk menarik dan mempertahankan pelanggan dari Generasi Z.
Merek-merek fashion yang ingin menjangkau konsumen Generasi Z perlu berfokus pada nilai keberlanjutan, keberagaman, dan pengalaman belanja yang terintegrasi dengan teknologi, serta berkolaborasi dengan influencer yang relevan dengan audiens mereka. Dengan memahami perilaku konsumen yang terus berkembang ini, perusahaan dapat menyesuaikan strategi mereka untuk menciptakan hubungan yang lebih kuat dengan konsumen muda yang sangat terhubung ini.
Daftar Pustaka
- Business Insider. (2021). How Gen Z is Changing the Shopping Experience.
- McKinsey & Company. (2020). The State of Fashion 2020.
- McKinsey & Company. (2022). The Future of Fashion: How Gen Z is Changing the Industry.
- Nielsen. (2015). The Sustainability Imperative: New Insights on Consumer Expectations.
- Shopify. (2021). Shopping Behavior of Gen Z: Trends and Insights.
- The Business of Fashion & McKinsey & Company. (2021). The State of Fashion 2021.